KABAR SLEMAN – Dalam Islam, menyembelih hewan baik untuk aqiqah maupun qurban bukan hanya ritual semata, tetapi juga bentuk pengabdian kepada Allah SWT yang penuh makna. Namun, agar ibadah ini sah secara syariat dan tidak menjadi sia-sia, penting bagi setiap Muslim untuk mengetahui syarat hewan yang boleh disembelih dalam kedua ibadah tersebut.
Meski aqiqah dan qurban sama-sama melibatkan penyembelihan hewan ternak, keduanya memiliki tujuan, ketentuan, dan waktu pelaksanaan yang berbeda. Artikel ini akan mengupas secara lengkap dan mudah dipahami, agar ibadahmu benar-benar diterima dan menjadi ladang pahala.
Apakah Ada Perbedaan Antara Arti Aqiqah dengan Qurban?
Sebelum mengulas tentang kriteria hewan, sangatlah vital untuk mengetahui perbedaan mendasar antara aqiqah dengan qurban:
- Aqiqah merupakan ritual pemotongan ternak sebagai ungkapan rasa terima kasih karena keluarnya seorang bayi ke dunia. Tradisi ini dianjurkan bagi para orangtua kepada buah hatinya guna melambangkan kesediaan berkorban serta doa supaya si anak dapat berkembang menjadi individu yang bertakwa.
- Qurban merupakan ritual memotong ternak saat peringatan Hari Raya Idul Adha serta beberapa hari berikutnya, yang mencerminkan rasa ketaatan dan kemauan untuk mengorbankan sesuatu bagi Tuhan Yang Maha Esa.
Persyaratan Umum untuk Hewan Aqiqah serta Qurban
Ulama setuju bahwa persyaratan umum dari hewan yang digunakan dalam aqiqah dan qurban memiliki berbagai kemiripan. Hal ini cukup signifikan mengingat keduanya memakai jenis alat yang serupa, yakni binatang ternak.
Berikut merupakan ketentuan dasar yang perlu dicapai:
-
Jenis Hewan
Perlu berasal dari jenis hewan ternak seperti kambing, domba, sapi, kerbau, atau unta (bergantung padajenis ibadah yang dilakukan).
-
Cukup Umur
Hewan perlu telah berusia setidaknya seumur minimum yang ditentukan oleh jenis mereka (rincian lebih lanjut ada di bagian bawah).
-
Sehat dan Tidak Cacat
Hewan dilarang memiliki cacat yang signifikan seperti tunanetra, lumpuh secara berat, terlalu kurus, atau mengalami hilangnya sebagian besar pendengaran dan ekornya.
-
Milik Pribadi dan Bukan Hewan Terselip
Hewan harus diperoleh dengan cara yang sah, bukan melalui perbuatan curian, pengambilan tanpa persetujuan, atau masih berstatus sebagai hutang yang belum dibayar.
Syarat Khusus Hewan Aqiqah
Kriteria khusus untuk binatang kurban dalam aqiqah perlu dipertimbangkan dengan baik:
-
Jenis Hewan:
Diperkenankan hanya untuk menggunakannya pada kambing, domba, atau biri-biri.
- Jumlah Hewan:
- Bagi anak lelaki: dua ekor kambing.
- Bagi anak perempuan: seekor kambing.
-
Kondisi dan Umur:
Mengikutinya syarat dasar adalah sudah cukup usia serta sehat jasmani dan rohani. Sebaiknya setidaknya telah berusia satu tahun atau lebih.
-
Waktu Penyembelihan:
Direkomendasikan untuk dilaksanakan pada hari ketujuh setelah kelahiran. Jika situasinya tidak mendukung, dapat dijalankan pada hari kedua belas, hari keenambelas, atau sewaktu-waktu sesuai kesempatan bila sebelumnya belum terlaksana.
Menariknya, apabila seseorang belum disunatkan pada masa kanak-kanak, proses aqiqah masih dapat dilaksanakan ketika sudah dewasa. Diriwayatkan pula bahwa Rasulullah SAW melakukan aqiqah untuk dirinya sendiri setelah ditetapkan sebagai nabi.
Syarat Khusus Hewan Qurban
Tidak seperti aqiqah, ibadah qurban menawarkan variasi jenis hewan yang lebih banyak dan prosedurnya lebih mengikuti jangka waktu tertentu. Syarat-syarat spesifiknya adalah sebagai berikut:
-
Jenis Hewan:
Bisa memakai kambing, domba, sapi, kerbau, atau unta.
- Umur Minimum Hewan:
- Unta: minimal 5 tahun
- Sapi ataupun Kerbau: paling tidak 2 tahun
- Kambing: minimal 1 tahun
- Kambing: paling sedikit 6 bulan bila telah terlihat gemuk serta sehat layaknya hewan berusia satu tahun.
-
Waktu Penyembelihan:
Perlu dijalankan pada Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah serta tiga hari tasyrik setelahnya yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
Pemotongan hewan kurban wajib dijalankan usai shalat Idul Adha. Jika penyembelihan dilaksanakan sebelum doa tersebut, maka tindakan itu akan mengakibatkan qurban tidak valid secara syariat dan hanya berubah menjadi daging biasa yang dimaksudkan untuk dikonsumsi oleh keluarga saja.
Kenapa persyaratan untuk ternak harus sangat ketat? Dalam Islam, beribadah tak sekadar melakukan ritual saja, tapi juga berkaitan dengan mutu dari pengorbanan serta niat di balik tindakan tersebut. Ternak yang sakit, lemah, atau memiliki kecacatan menggambarkan jenis pengorbanan yang kurang sempurna.
Allah SWT berkata di dalam Al-Quran:
Semua yang Allah terima hanyalah hal-hal yang baik.
(QS. Al-Baqarah: 267)
Dengan mengerti dan melengkapi ketentuan-ketentuan untuk hewan aqiqah serta qurban, kita mencerminkan tingkat kepatuhan dan keseriusan dalam menjalankan ibadah. Oleh sebab itu, jangan biarkan niatan yang telah disusun dengan rapi menjadi batal cuma-cuma lantaran minimnya pemahaman.
Ibadah aqiqah dan qurban adalah dua bentuk pengorbanan yang memiliki nilai spiritual tinggi dalam Islam. Meski serupa dalam bentuknya penyembelihan hewan namun keduanya berbeda secara syariat dan teknis.
Supaya ritual ini diterima dengan baik dan memiliki nilai, pastikan ternak yang akan dipergunakan memenuhi standar umum maupun spesifik. Selain itu, ketahui juga saat pemotongan yang pas untuk mencegah upacara berjalan sia-sia.
Semoga setiap pengorbanan yang kita lakukan menjadi amal saleh yang mengalirkan pahala dan keberkahan bagi diri dan keluarga. ***