kandisnews.one
,
Jakarta
–
Berkemah
Tidak hanya sekadar melarikan diri sebentar dari pola hidup harian, namun juga bisa meningkatkan mutu istirahat di malam hari. Temuan tersebut didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh The Camping & Caravanning Club, kerjasama bersama presiden klub, fotografer alam liar, dan pembawa acara, Hamza Yassin. Penelitian ini pun menunjukkan bahwa cemas terkait tuntutan pekerjaan dan finansial, serta merencanakan aktivitas untuk esok hari, dapat menjadi penyebab kualitas tidur pada malam hari menjadi kurang baik.
Penelitian itu menganalisis hasil survei dari 1.000 responden yang gemar mendaki gunung. Dari jumlah tersebut, sekitar 56% menyatakan bahwa pola tidur mereka meningkat ketika istirahat di alam terbuka, dikarenakan adanya bunyi-bunyian lingkungan seperti deru air hujan, arus sungai, serta tiupan angin lewat dedaunan menjadi pilihan favorit bagi beberapa orang. Bahkan suara parasut kemah yang bergoyah, desahan nyaring serangga malam hari, serta geratan sleeping bag juga ikut disukai oleh para peserta studi ini.
Suara yang menenangkan
Studi yang dibuat untuk meluncurkan trek audio khusus yang menampilkan beberapa suara paling menenangkan dari alam terbuka yang luar biasa, dirilis tepat pada saat National Camping and Caravanning Week. “Lagu baru kami telah menangkap beberapa suara alam yang paling menenangkan untuk membantu menginspirasi dan mendorong orang-orang tidak hanya untuk lebih banyak beraktivitas di luar ruangan, tetapi juga untuk benar-benar mendengarkan dunia di sekitar kita,” ujar Hamza, seperti dilansir dari
Express UK
.
Hamza menyebut bahwa telah ada berbagai macam laporan yang mendemonstrasikan keuntungan dari menghabiskan waktu di alam terbuka. Lebih jauh lagi, hal tersebut ternyata juga bisa meningkatkan kualitas hidup.
tidur
Bagi sejumlah besar individu. Ditambah lagi oleh bunyi angin berhembus melalui dedaunan pohon, nyanyian serangga belatung, atau deruman air hujan mengenai samping tenda, menjadi latar musik pendukung bagi keberanian meredakan pikiran menuju tidur yang lebih tenang pada waktu malam.
“Berkemah merupakan metode luar biasa untuk mengalaminya, sebab posisinya langsung berada di hadapan gerbang alam, mempermudah Anda menyegarkan diri dengan keindahan lingkungan natural yang damai dan sungguh-sungguh menyejukkan jiwa,” ucapnya.
Temuan lain dari penelitian
Berdasarkan temuan dalam riset itu, 49% responden menyebut bahwa tertidur di bawah cahaya bintang dapat menolong mereka untuk memperkecil derajat stres.
stres
Secara umumnya. Penelitian itu pun mencatat bahwa satu dari lima individu menyatakan langsung merasa tenang ketika sampai di lokasi camping, sedangkan enam dari sepuluh orang lainnya merasa sungguh-sungguh santai baru setahun mendirikan tendanya.
Tujuh puluh satu persen responden merasakan dampak perbaikan mood akibat kedekatan dengan alam. Empat puluh tiga persen menyukai momen lepas landas dari keseharian, sementara empat puluh dua persen mengapresiasi waktu untuk melarikan diri dari pola harian mereka. Alasan tersebut bisa jadi menjelaskan kenapa sembilan persen di antaranya tertidur lebih dari delapan jam ketika sedang mendirikan tenda kemah.
Lebih dari separuh peserta menyarankan untuk tidur di luar ruangan bagi orang-orang yang kesulitan tertidur, sementara satu per tiga di antaranya menyebutkan ada manfaat kesehatan dalam waktu singkat ketika bersentuhan dengan lingkungan alami. Meski demikian, bahwasannya efek instannya tak selalu tampak, 45% partisipan masih yakin akan keuntungan kesehatan secara jangka panjang bila tinggal di luar malam hari.
Heather Darwall-Smith, seorang terapis perkembangan khususnya bidang tidur dan juga penulis buku “How to Be Awake (So You Can Sleep Through the Night)”, menyebutkan bahwa berkecamp bisa membantu mereset pola tidur seseorang. Dia menjelaskan, “Dengan menghabiskan waktu di alam terbuka – memperoleh paparan cahaya matahari langsung, melakukan aktivitas fisik, serta mendengarkan suara-suara lingkungan natural, hal ini dapat mendorong sistem pernapasan kita untuk berfungsi dengan optimal.”
Maaf atas kesalahan tersebut pada kalimat akhir. Mari saya betulkan:
“Dengan menghabiskan waktu di alam terbuka – memperoleh paparan cahaya matahari langsung, melakukan aktivitas fisik, serta mendengarkan suara-suara lingkungan natural, hal ini akan membuat sistem tidur kita bekerja sesuai fungsinya,” kata Heather.