PORTAL PATI
– Apa Makna Ketika Tokek Berbunyi 3 Sampai 10 Kali? Interpretasi Dalam Perspektif Primbon Jawa Dan Agama Islam.
Satu spesies binatang yang kerap kita jumpai di dalam rumah adalah tokek.
Sebagian orang menganggap kehadiran tokek sebagai tanda istimewa. Jumlah bunyinya pun diartikan mempunyai makna tersendiri.
Agar Anda memahami makna suara kutilang, silakan baca penjelasan di bawah ini yang terinspirasi oleh primbon Jawa serta perspektif Islam.
Tentang Katak Beludru Menurut Dua Pandangan Tidak Sama
Menurut Primbon Jawa
Secara keseluruhan, sesuai dengan Primbon Jawa, bunyi dari kicauan tokek dianggap sebagai pertanda kehadiran makhluk gaib.
Menurut cerita, bila suara kodok belalang terdengar sangat dekat, itu tandanya ada wraith di tempat yang jauh. Di sisi lain, apabila bunyi tersebut tampaknya datang dari jarak jauh, artinya hantu sedang berada di sekitar kita.
Di samping itu, ada berbagai macam arti dari bunyi kodok kentut bergantung pada banyaknya suara yang dihasilkannya, yakni:
1. Bunyi 1x (Sida Karya) = mencapai kesuksesan di bidang kerja.
2. Dua kali bunyi (Nemu Asing) = berarti saling mencintai.
3. Diam 3 kali (Suwung Kepanggih) = menghadapi kesendirian.
4. Diam 4 kali (Menemuredut) = bakal menghadapi kesulitan.
5. Dengan mengetuk 5 kali (Sangging Suka) = akan menerima kegembiraan.
6. Bunyi 6 kali (Sengkala Gering) = pertanda bencana akan terjadi.
7. Dengan mendengar bunyi 7 kali (Menemukan Ayu), seseorang akan meraih kegembiraan.
8. Suara 8 kali (Seperti Gering) = akan mendapat kesialan.
9. Bunyi 9x (Sengsara Bera) = akan mengalami penderitaan tanpa akhir.
10. Bunyi 10 kali (Wirayaguna) = sungguh bermanfaat.
11. Suara 11 kali (Kira-kira Sama) = bisa mengalami kesulitan finansial.
12. Bunyi 12 kali (Meweh Kepanggih) = akan mengalami kesulitan.
13. Bunyi 13 kali (Loba Bhukti) = mendapatkan keberuntungan.
14. Bunyi 14 kali (Selata Uyut) = akan sering terlibat dalam perselisihan.
15. Bunyi 15 kali (Ala Dayat) = sangat tidak baik.
Menurut Pandangan Islam
Dalam agama Islam, sesungguhnya tak ada makna spesifik mengenai berapa kali bunyi tokek terdengar. Oleh karena itu, suara yang dihasilkan tokek tidak memiliki konotasi atau arti tertentu secara khusus.
Namun terkait dengan kadal, binatang ini diwajibkan untuk dimusnahkan dalam agama Islam, berdasarkan firman Rasulullah SAW seperti yang termaktub dalam sebuah hadis yang menyebut bahwa harus dilakukan pembasmian kadal sebab hewan tersebut pernah melepaskan api ke arah Nabi Ibrahim (riwayat dari Imam Ahmad). Di samping itu, masih ada beberapa dalil lainnya yang memberikan petunjuk serupa tentang topik ini.
Tetapi, penting untuk dikenali pula bahawa ada beberapa tafsiran yang mentranslasikan “al-wazgh” (ٱлْوَзَгُ), sebagaimana dirujuk dalam hadis, sebagai lipas. Berkenaan perkara ini, mengikut sumber dari Laman Rumah Fiqih, telah difatwakan dua pandangan berbeza.
Pertama, beberapa ulama berpendapat bahwa cicak dan tokek tetap termasuk dalam kategori yang sama, sehingga hukum untuk tokek akan mirip dengan hukum untuk cicak. Menurut Imam Nawawi, seperti dijelaskan oleh para penutur asli Arab, cicak (al-wazgh) masih tergolong ke dalam kelompok yang sama dengan tokek (samabrash), karena tokek bisa dilihat sebagai versi lebih besar dari cicak.
Kedua, terdapat pandangan lain yang menyebut bahwa apa yang dilarang adalah tokek dan bukannya cicak, sebab arti kata “wazgh” lebih cocok untuk merujuk pada hewan tokek daripada cicak.
Berikut ini adalah penjelasan tentang makna dari jumlah suara kumbang menurut Primbon Jawa serta interpretasinya berdasarkan perspektif Islam.
***