Program Makanan Seimbang Gratis (MBG) telah berlangsung selama hampir dua bulan di berbagai provinsi di Indonesia. Pelaksanaan MBG yang awalnya bertujuan untuk anak-anak sekolah, kemudian diperluas untuk mencakup ibu hamil, ibu yang sedang menyusui, dan anak-anak balita.
Program MBG bertujuan untuk memberikan asupan gizi kepada penerima. Namun, terdapat beberapa anak yang tidak langsung memakan atau hanya memakan setengah porsi, dengan alasan ingin membawa makanan pulang untuk makan bersama keluarganya.
Situasi ini kurang direkomendasikan, Ibu. Menurut Profesor Utama Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Profesor Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS, anak-anak sekolah sebaiknya diajarkan untuk mengonsumsi menu MBG secara langsung.
Karena jika membawa makanan pulang ke rumah, maka dapat mempengaruhi keamanan pangan. Misalnya, risiko kontaminasi bakteri hingga penurunan kualitas gizi akibat makanan yang disimpan terlalu lama.
“Mulai sekarang, marilah kita lebih berhati-hati, ingatlah bahwa makanan haruslah dimakan di tempat penyajiannya saja, jangan disimpan untuk dibawa pulang. Ingatlah, ini adalah program makanan bergizi, perlu kita antisipasi untuk mencegah masalah yang tidak diinginkan dan malam tidak menjadi tidak produktif,” jelas Prof. Tjandra dalam keterangannya, Sabtu (22/2).
Profesor Tjandra mengambil contoh dari kebijakan di negara lain, seperti Jepang, yang melarang konsumen membawa makanan tidak habis dari restoran untuk dibungkus dan dibawa pulang.
“Di beberapa restoran di Jepang, ada perbedaan. Di salah satu restoran di kota Otaru, Hokkaido yang terkenal bersalju tinggi pada bulan Februari, tertera besar-besar, ‘Kami tidak mengizinkan makanan yang tidak habis untuk dibawa pulang’. Ini untuk mencegah keracunan makanan,” jelasnya.
Direktur Pascasarjana Universitas YARSI menyebutkan bahwa jemaah haji Indonesia yang mengalami sakit perut karena makanan yang telah kadaluwarsa. Mereka menyimpan makanan yang sudah kadaluwarsa selama beberapa waktu.
Ingatkan Konsep Keamanan Pangan untuk Masyarakat
Sistem keamanan ini harus dijaga ketat oleh semua pengelola MBG.
“Menurut konsep ‘Dari Lahan Pertanian ke Piring Makanan’, mulai dari penyediaan bahan baku sampai tersaji di depan yang akan memakannya, serta juga pengelolaan sampahnya,” katanya.