kandisnews.one
,
Jakarta
– Status aktivitas
Gunung Lewotobi
Pria di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, ditingkatkan ke level IV (Awas) oleh Badan Geologi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Tingkat kewaspadaan ini telah efektif dimulai pada hari Minggu pukul 20:00 WITA.
Dilansir dari
Antara
,
Minggu,
18 Mei 2025,
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menyatakan bahwa keputusan itu diambil berdasarkan hasil pantauan visual serta data instrumen yang mengindikasikan adanya aktivitas Vulkanis yang tetap tinggi dan belum stabil.
Kegiatan gunung api Gunung Lewotobi Laki-laki ditingkatkan dari Tingkat III (Perhatian) menjadi Tingkat IV (Waspada) dikarenakan letusan terus berlangsung dan kemungkinannya untuk memburuk,” katanya dalam keterangan yang disampaikan dari Jakarta.
Untuk mengantisipasinya, warga lokal, pendaki, dan pengunjung diminta agar tidak melakukan aktivitas di area dengan jari-hujan enam kilometer dari kawah, serta zona yang terletak antara bagian barat sampai timur laut dengan jarak tujuh kilometer dari titik letusan.
Di luar kenaikan status menjadi Level IV (Awas), Badan Geologi pun menyarankan kepada publik untuk tetap waspada akan ancaman banjir lumpur panas, terlebih ketika hujan lebat sedang melanda area di sekeliling gunung tersebut. Ancaman semacam itu cenderung lebih tinggi di zona-zona aliran sungai yang sumbernya berasal dari puncak Gunung Lewotobi Laki-laki, misalnya di tempat-tempat seperti Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, serta Nurabelen.
Warga dihimbau untuk tetap tenang dan mematuhi petunjuk dari pihak berwenang setempat, serta hindari menerima begitu saja kabar yang asal-usulnya masih meragukan.
Gunung Lewotobi Laki-Laki telah tercatat meletus berkali-kali mulai dari bulan November 2024, dan sampai saat ini kegiatannya tetap memperlihatkan adanya risiko yang harus diwaspadai.
Gunung Lewotobi adalah sebuah stratovulkan tipe andestitis yang berada di wilayah timur Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Terdapat dua puncak utama yang dekat satu sama lain pada gunung ini, yakni Puncak Lewotobi Laki-laki dan Puncak Lewotobi Perempuan, dengan jarak antar kedua puncak tersebut tidak lebih dari dua kilometer sepanjang garis northwest ke southeast.
Gunung Lewotobi Laki-laki mempunyai ketinggian kurang lebih 1.584 meter dari permukaan laut, dengan kaldera di bagian puncaknya yang memiliki diameter seputar 400 meter. Di sisi lain, Gunung Lewotobi Perempuan setinggi 1.703 meter dari permukaan laut, serta memiliki kaldera yang lebih luas hingga mencapai sekitar 700 meter.
Ke dua puncak gunung tersebut sama-sama memiliki kubah lava serta dianggap sebagai gunung berapi yang masih aktif. Pantuan atas aktivitas kedua gunung itu sudah dilakukan selama bertahun-tahun. Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Gunung Lewotobi telah melakukan erupsi total 17 kali mulai tahun 1861 sampai dengan 2003.
Letusan Gunung Lewotobi biasanya dimulai dengan deretan erupsi kecil yang berlanjut dalam jangka waktu beberapa bulan sebelum erupsi besar muncul. Ciri khas ini membuat Lewotobi Laki-Laki dan Lewotobi Perempuan menjadi dua gunung berapi aktif yang tetap dipantau perkembangan mereka sampai hari ini.
Berdasarkan data kegiatan gunung berapi dan sejarah erupsi, Gunung Lewotobi Laki-laki cenderung meletus lebih sering dibandingkan dengan Gunung Lewotobi Perempuan.
Riwayat erupsi Gunung Lewotobi Perempuan berlangsung pada tahun 1921 dan 1935. Tambahan lagi, ada kenaikan kegiatan vulkanik di Gunung Lewotobi Perempuan pada 2011 serta 2023 yang lalu.
Sementara itu,
Gunung Lewotobi
Pria ini telah mengalami riwayat letusan yang lama, dimulai dari tahun 1861, dan terus berlangsung di kemudian hari yaitu pada tahun 1865, 1868 (dua kali), 1869, serta 1907.
Selanjutnya, gunung berapi tersebut aktif lagi dengan adanya aliran lava pada tahun 1909, 1910, dan 1914. Erupsinya juga tercatat ulang pada tahun 1932, 1933, 1939, serta 1940.
Selanjutnya, kegiatannya direkam lagi pada tahun 1969, 1970, 1990, 1991, 1999, dan 2002 dengan melibatkan berbagai letusan yang diikuti oleh aliran lava dan juga hujaman abu.